I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
awal perkembangan semua sel yang menyusun embrio membelah, namun pada
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan dan perbanyakan sel hanya
terjadi pada tempat yang khusus, yaitu meristem . Sehingga latar belakang dari percobaan kali ini adalah untuk
mengetahui perkembangan jaringan (anatomi) meristem apikal dari kacang merah dan membuktikan teori- teori yang berlaku pada meristem
apikal tersebut.
B. Tujuan
1. .Mengamati struktur
apeks pucuk dan apeks akar tumbuhan kacang merah
2. Mengidentifikasi tipe apeks akar dan apeks
pucuk pada tumbuhan kacang merah
3. Menentukan teori yang berlaku pada apeks
pucuk dan apeks akar pada tumbuhan kacang merah
II.
TEORI DASAR
A.
Pengertian
dan Ciri-ciri Sitologi Meristem
Meristem adalah jaringan embrionik
yang terdapat pada tumbuhan dewasa. Sel-selnya bersifat embrional dan tetap
dapat mempertahankan kemampuannnya untuk
membelah. Sifat-sifat jaringan meristem adalah :
1) Dinding selnya tipis
2) Bentuk sel lebih isodiametrik di sel dewasa
3) Relatif kaya akan
protoplasma
4) Protoplas
tanpa cadangan makanan atau kristal-kristal
5) Plastidanya berupa protoplastida
6) Vakuola kecil tersebar di seluruh protoplas, namun
ada yang besar
7) Ukuran sel bervariasi
B.
Klasifikasi meristem
Berdasarkan letak nya dalam tumbuhan, meristem terbagi
menjadi :
1.
meristem
apeks, adalah meristem yang berada di ujung batang dan ujung akar
2.
meristem
lateral, adalah meristem yang menyebabkan organ bertambah lebar ke arah lateral
3.
meristem
interkalar, adalah meristem yang berada diantara jaringan yang sudah
berdiferensiasi, misalnya pada ruas-ruas tumbuhan Graminae.
Berdasarkan
asalnya, meristem terbagi menjadi meristem primer dan meristem primer.
- meristem
primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik.
- meristem
primer, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami
diferensiasi.
Pada
meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah
meristematis dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf
tertentu. Promeristem terdiri dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel
derivatnya yang masih berdekatan dengan pemula.
Daerah
meristematik di bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :
- protoderm
yang menghasilkan epidermis
- prokambium
yang membentuk jaringan pembuluh primer
- meristem
dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.
Jaringan
meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris
dibanding sel dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak. Biasanya protoplas sel
meristem tidak memiliki cadangan makanan dan kristal, sedangkan plastida masih
pada tahap pro plastida. Pada Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil
yang tersebar diseluruh protoplas.
C.
Meristem Apikal
Sejak
tahun 1759 wolf menyadari bahwa daun dan jaringan baru pada batang dibentuk di
bagian paling ujung batang yang merupakan titik tumbuh, namun lebih tepat
disebut apeks pucuk, yaitu daerah awak pembentukan organisasi primer dalam
pucuk, tempat terjadinya proses tumbuh. Bagian yang terdapat tepat di atas
primoudium daun yang paling muda.
a.
Meristem apeks pucuk
Apeks pucuk adalah bagian yang tepat
di atas primordium daun yang paling muda yang bersifat meristematis. Bentuk
apeks pucuk dari arah memanjang, pada umumnya sedikit cembung dan dapat
berubah-ubah Berbagai bentuk meristem apeks pucuk pada berbagai kelompok
tumbuhan adalah sebagai berikut :
1.
Pteridophyta
:
- terdiri dari 1 sel disebut sel
apical
- terdiri dari lebih dari 1
sel disebut initial apikal
2.
Gymnospermae
a. Type Cycas : terdapat meristem
permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal dan periklinal
b. Type Ginkgo : terdapat sel
induk sentral, meristem tepi (perifer) dan meristem rusuk ( meristem tengah)
3.
Anggiospermae
Teori Histogen oleh Hanstain (1868),
menyatakan bahwa terdapat tiga daerah di apeks pucuk (Gambar 1), yaitu :
1. Dermatogen (I) menjadi
epidermis
2. Pleurom (III) akan
menjadi silinder pusat
3. Periblem (II) akan menjadi
korteks
Gambar 1. meristem apeks pucuk
pada anggiospermae
Teori yang dianut hingga
sekarang adala Teori Tunica Corpus oleh Schmidt (1924), yang
menyatakan bahwa terdapat 2 daerah pada meristem apeks pucuk yaitu :
1. Tunika pada lapisan terluar yang
membelah antiklinal akan berdiferensiasi menjadi epidermis
2. Corpus dibawah tunica,
membelah ke segala arah dan membentuk semua jaringan selain epidermis
Gambar 2. Meristem apeks pucuk
pada Coleus
b. Meristem apeks akar
1) Pteridophyta
- terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)
- berupa kumpulan sel
2) Anggiospermae dan Gymnospermae
seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri
dari: Protoderm, meristem korteks, dan meristem silinder pembuluh (Gambar 3 dan
4).
http://www.nature.com/…/n6873/images/415751a-f4.0.jpg
Gambar 3. Bagan meristem apeks akar
Gambar 4. Sayatan memanjang meristem
apeks pucuk
D.
Meristem Lateral
Meristem ini termasuk kambium pembuluh
dan kambium gabus yang menyebabkan pertumbuhan menebal dan melebar jauh dari
apeks, umum ditemukan pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae. Pertumbuhan yang
dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder.
1. Kambium pembuluh
Ialah meristem sekunder yang berfungsi
membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem) sekunder. Bentuk selnya seperti
pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang atau akar. Meristem
ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang.
Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel meristem apeks. Dari segi
morfologi dapat dibedakan menjadi 2 tipe sel kambium, yaitu :
a. Sel fusiform : bentuk memanjang dengan ujung meruncing, letak
memanjang sejajar dengan sumbu, fungsinya membentuk jaringan pembuluh sekunder
b. Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah radial membentuk jari-jari empulur
b. Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah radial membentuk jari-jari empulur
Berdasarkan susunan sel fusiform,
dapat dibedakan :
a. Kambium bertingkat
Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi
b. Kambium tidak bertingkat
Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan
2. Kambium gabus
Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi
b. Kambium tidak bertingkat
Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan
2. Kambium gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm.
Periderm adalah jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan
menggantikan epidermis pada batang dan akar yang menebal karena pertumbuhan
sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus) yaitu meristem yang
menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan pelindung yang dibentuk
kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim hidup yang
dibentuk oleh felogen ke arah dalam(Gambar 5).
Sel felogen terdiri dari satu macam
sel saja. Pada penampang melintang felogen terlihat seperti sel empat persegi
panjang yang memipih pada arah radial. Pada arah memanjang sel felogen
berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-kadang agak
tidak teratur.. Sel felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel
dewasa tidak hidup dan dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai
oleh adanya zat gabus (suberin) dalam dinding sel nya
http://www.lima.ohio-state.edu/academics/biology/archive/stems.html
Gambar 5. Kambium gabus
E. Meristem Interkalar
Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan
tumbuh terpisah dari apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang
yang memiliki meristem interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal
dan meristem interkalar terdapat dalam ruas. Contoh paling dikenal untuk
menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada batang
rumput-rumputan (Gambar 6.). Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh
meristem interkalar yang membentuk deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula
kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh ruas namun setelah perkembangan
ruang-ruang dalam batang yang biasa ditemukan pada Poaceae, kegiatan itu
terbatas pada aerah tepi dari dasar ruas yaitu terbatas pada daerah tepi dari
dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.
Gambar 6. Meristem interkalar pada
batang bamboo
III ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
kali ini adalah apeks
pucuk yang terdapat di batang dan apeks akar yang terdapat di akar kacang merah yang sudah berumur 3 minggu, mikroskop, media
tanah, gelas objek.
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Plerom
|
Tudung
Akar
|
Periblem
|
Dermatogen
|
2.
Apek
Pucuk
Periblem
|
Plerom
|
Dermatogen
|
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengamatan
terhadap anatomi jaringan penyusun dari tanaman kacang merah. Adapun alat dan bahan yang digunakan
adalah media tanam kacang
merah dan mikroskop,yang kami amati pada praktikum kali ini ialah apeks pucuk
dan apeks akar kacang merah yang sudah berumur 3 minggu.
Langkah kerja yang pertama dilakukan yakni memotong
bagian tubuh tumbuhan kacang merah yang akan diamati diantaranya tunas dan
akar, setelah dipotong bagian tersebut kemudian menyayat bagian tunas dan akar
secara perlahan dan tipis menggunakan silet yang tajam, setelah sayatan tipis
kemudian letakkan pada preparat beri sedikit air dan larutan eosin berwarna
merah selanjutnya letakkan gelas objek diatas objek pada preparat yang akan
diamati lalu meletakkan nya dibawah mikroskop kemudian mengamati anatomi
jaringan yang menyusun bagian tubuh tanaman tersebut. Percobaan ini merupakan lanjutan dari percobaan sebelummnya
yaitu pengamatan penampang membujur mulai dari embrio kacang merah, batang dan
akar. Percobaan kali ini yaitu mengamati penampang membujur apek pucuk dan apeks
akar kacang merah.
Pada pengamatan yang pertama yakni pengamatan
penampang melintang apeks pucuk pada kacang merah didapat hasil pengamatan
yaitu dapat dilihat pada foto yang telah kami ambil terlihat 3 lapisan penyusun
apeks pucuk, pada bagian pertama terlihat dari warnanya untuk bagian terluar
warna yang terlihat lebih gelap dari yang di dalam. Kami menduga itu adalah
lapisan dermatogen, kemudian bagian yang kedua ialah pada bagian dalam atau
daerah tengah terlihat warna yang lebih terang hipotesis kami adalah plerom dan
pada bagian ketiga nampak pada daerah dalam yakni daerah silindris yang
terdapat diantara dermatogen dan plerom terlihat pada gambar terlihat seperti
garis lurus berwarna agak gelap adalah periblem.
Pada gambar yang kami ambil memang tidak terlihat jelas mungkin karena fakto
teknis ketika melakukan sayatan penampang melintang apeks pucuk kurang tipis
atau masih terlalu tebal.
Pada hasil pengamatan tersebut menunjukan
bahwa pada apeks pucuk kacang merah yang kami amati sesuai dengan teori
histogen ( Hanstein, 1868) yang menyatakan bahwa apeks pucuk pada Angiospermae
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu daerah paling luar ialah dermatogen, daerah
tengah atau senstral adalah plerom dan pada daerah silindris antara dermatogen
dan plerom adalah periblem. Daerah-daerah meristem tersebut akan menghasilkan
jaringan tertentu, seperti Epidermis berasal dari dermatogen, korteks dari
periblem, dan jaringan pengangkut atau silinder pusat/stele dari plerom. Walaupun
teori Hestein ini jarang sekali ditemukan pada apeks pucuk namun pada apeks
pucuk kacang merah sesuai dengan teori tersebut.
Pada pengamatan yang kedua ialah pengamatan
pada apeks akar kacang merah. Didapat hasil pengamatan yaitu terlihat pada
gambar apeks akar terlihat 4 bagian pada apeks akar tersebut yakni yang pertama
pada bagian paling luar dengan warna paling gelap, kami menduga itu adalah
bagian dermatogen. Kemudiaan bagian kedua pada daerah dalam setelah dermatogen
terlihat warna gelap juga namun tidak lebih gelap dari dermatogen, hipotesis
kami menyatakan bahwa daerah tersebut adalah periblem. Pada bagian yang ketiga
yakni bagian paling dalam berbentuk silindris atau terletak pada bagian sentral terlihat pada gambar berwarna terang
adalah plerom. Yang terakhir adalah bagian ujung pada akar yakni pada daerah
terlihat berwarna paling gelap ialah tudung akar, pada gambar memang tidak
terlihat batas antara dermatogen dan tudung akar atau
garis pembatas antara dermatogen
dan tudung akar tidak terlihat jelas. .
Dari hasil pengamatan yang dilakukan
menunjukan bahwa pada apeks akar dan apeks pucuk kacang merah tersusun dari
jaringan yang sama yaitu Dermatogen yang akan menjadi jaringa pelindung yakni
epidermis, periblem yang akan menjadi jaringan dasar atau korteks dan plerom
yang akan menjadi jaringan pengankut yakni xilem dan floem, hal ini menunjukan
bahwa teori Histogen dari Hestein berlaku pada apek akar dan apeks pucuk pada
kacang merah yang menyatakan bahwa apeks pucuk dan akar dibedakan menjadi 3
bagian yakni dermatogen, periblem dan plerom. Kemudian pada pengamatan apeks
akar terdapat bagian paling luar pada ujung akar yakni berada didekat
dermatogen yang disebut tudung akar. Batas antara dermatogen dan tudung akar
tidak terlihat jelas. Ini menunjukan bahwa hasil pengamtan tersebut sesuai
dengan teori Histogen (Hestein, 1868) yang menyatakan bahwa pada tumbuhan
dikotil batas antara tudung akar dan dermatogen tidak terlihat jelas.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan kali ini
adalah:
1.
Jaringan yang menyusun apeks akar dan apeks pucuk
adalah sama
2.
Pada percobaan ini terbukti bahwa teori Histogen
dari Hanstein berlaku, dimana jaringan penyusun apeks akar dan pucuk terdiri
dari dermatogen (calon epidermis), periblem (calon jaringan dasar) dan
plerom (calon jaringan pengangkut.
3.
batas antara tudung akar dengan dermatogen tidak
terlihat jelas pada apeks akar membuktikan teori histogen dari hanstein
terbukti,bahwa pada dikotil tudung akar tidak terlihat jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Hasnunidah, Neni.
2009. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandarlampung: Universitas Lampung.
aprilisa.wordpress.com/bio-inside-2/dominasi-apikal
gurungeblog.wordpress.com/2008/11/20/jaringan-pada-tumbuhan
wawan-junaidi.blogspot.com
LAPORAN STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
KACANG MERAH
Oleh
Kelompok:
1.
Ayu
Windarwati 1013024073
2.
Elitana
Putri 1013024033
3.
Masayu
Olba D.A. 1013024045
4.
Novalia
Ariska 1013024003
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar